Jobseeker

by - April 03, 2019

unsplash.com/william-iven


Surabaya, 29 Maret 2019

Aku kembali menjalani hidupku sebagai jobseeker. Rasanya lelah untuk selalu mencari informasi lowongan pekerjaan, update CV dan mengirimkan CV. Disetiap prosesnya aku selalu bersyukur dan bersabar meskipun kesabaranku masih sangat terbatas.

Layaknya jobseeker pada umumnya. Bahagia sangat sederhana, yaitu ketika lamaran di review atau dibaca oleh recruiter. Apalagi jika mendapat telepon atau balasan email untuk interview. Rasanya sangat bahagia. Dan selalu berharap untuk segera melepas status jobseeker.

Setiap hari minimal satu perusahaan aku apply. Dalam pikiranku, aku harus segera mendapatkan pekerjaan tanpa menyusahkan siapapun. Aku merasa jadi sampah masyarakat bergelar sarjana. Tapi sekali lagi, aku harus melihat kebawah dan instropeksi diri. Apa yang salah dengan pilihanku.

Ketika ingat Ibu dan Bapak aku selalu merasa sangat sedih.
Pasti mereka kecewa denganku. Pasti mereka sangat kecewa, meskipun tidak diungkapkan secara langsung.

Aku selalu menguatkan diriku, kalau hal ini segera berakhir. Karena aku percaya satu hal, Allah Maha Murah dan pasti Allah memiliki rencana yang lebih baik dibalik semua ini.

Sebagai jobseeker, harus bisa melawan rasa malas. Karena malas adalah musuh utama yang bisa membuat nganggur semakin lama. Jika satu hari saja tidak mencari informasi tentang lowongan kerja, maka esok harinya akan lebih malas lagi. Dan satu hal, harus sering upgrade CV karena CV adalah modal utama untuk mendapatkan panggilan interview. Jika tidak kunjung mendapatkan panggilan interview, sudah pasti ada yang salah dengan CV. Oiya terlebih bagi yang berkecimpung di dunia teknis sangat disarankan untuk memiliki portfolio. Portfolio adalah bukti pencapaian yang sudah pernah dibuat. Jadi selama tidak ada kesibukan lain, aku berusaha membuat sesuatu hal sambil belajar.

Lelah itu boleh asal tidak menyerah.

You May Also Like

0 Comments