Teman

by - September 07, 2020


Teman adalah seseorang yang menemani dalam artian luas, kalau dikerucutkan lagi teman sangatlah umum dan berbagai macam jenisnya. Menurut aku pribadi teman dibagi menjadi :

  1. Temen deket secara geografis
  2. Teman deket secara personal
  3. Teman deket karena kebutuhan
  4. Teman karena ya temen aja tanpa ada embel - embel
Dewasa ini lingkup pertemanan semakin rumit karena dipenuhi dengan perasaan dan prasangka belum lagi oleh grup - grup di sosial media yang jika tidak masuk grupnya bisa menimbulkan pemikiran yang lebih rumit lagi. Padahal nyatanya tak serumit yang ada dipikiran. 

Suatu ketika sering terjadi padaku ketika aku merasa deket secara personal tapi sewaktu dia repot aku sama sekali tidak dikabari bahkan aku taunya dari orang lain sedangkan sewaktu aku ada sesuatu hal yang menurutku tidak seharusnya aku ceritakan ke siapapun, dia menanyaiku seolah dia peduli dan dekat secara personal. Ya karena aku udah anggep dia deket juga secara personal jadi ya gapapa kali aku ceritakan aja, sayangnya tidak pertemanan bertepuk sepelah tangan deh kayaknya. Dan sumpa rasanya kecewa banget, bahkan dia bilang tidak ingin merepotiku. Setelah peristiwa itu rasanya menyesal banget pernah ngerasa dia deket secara personal denganku, dan yaudah deh abaikan aja mungkin akunya lagi sensitif atau lagi gimana kan daripada ngatain orang lain lebih baik intropeksi diri aja. 

Pernah juga aku kecewa dengan diriku sendiri karena tidak bisa hadir di pernikahan salah seorang sahabatku yang dikarenakan harus ikut suatu event tentang startup yang sedang aku bangun.

Yang paling sedih sampai saat ini adalah, aku menolak permintaan bantuan temenku yang dia bener bener teman nomer 4 aku berteman sama dia ya gatau tiba - tiba deket aja apapun itu kalau sama dia rasanya nyaman dan aman. Dan ini selalu membuatku kepikiran hingga saat ini. Dari dia aku juga belajar banyak dan mensyukuri dia selalu bilang ke aku, "Kalau ngomong dipikir dulu". Terus juga dia selalu bilang "Jangan suudzon ae" dia juga selalu ngasih berbagai pandangan kalau sedang ada masalah, harus meninjau dari sisi aku, sisi orang yang yang sedang bermasalah denganku, dan sisi orang ketiga yang melihat permasalahan itu. Semua aspek harus diperkirakan. Sedih banget ketika besoknya aku mau ngasih kabar ke dia kalau akhirnya aku mutusin untuk hidup dengan orang yang selama ini selalu aku keluhkan, tapi malamnya kamu ngasih kabar kalau kamu pulang dan kepulanganmu membuat aku iri, sedih dan campuraduk. Karena kamu berpulang dalam keadaan yang diinginkan semua umat muslim, meninggal dalam keadaan sedang melakukan ibadah sholat. Aku binggung, aku harus takziah atau berdoa saja karena aku tidak mau mempercayai hal ini. Aku tidak mau percaya bahwa kamu sudah berpulang untuk selamanya dan tidak akan aku mintai saran lagi tidak akan ada yang telpon malem hinga tengah malam, tidak akan ada yang reply story dengan cepat dan tidak ada yang akan mengajakku tiba - tiba ke pantai atau gunung atau bahkan sekedar ketemu. Kamu selalu memberikan hal tak terduga, seperti tiba - tiba kamu lulus. Aku sangat menyesal waktu wisuda S1 kamu minta aku hadir diwisudamu tapi aku malah mementingkan ngisi acara di himpunan yang padahal saat ini himpunanku udah acuh kepadaku, waktu kamu S2 tiba - tiba kamu wisuda dan gak ngabari padahal aku berniat untuk datang, dan kamu bilang tidak usah kesini karena jauh nanti ngrepotin. Ya, aku sangat kecewa dengan diriku. Untuk itu aku akan berusaha selalu menyebut namamu di dalam doaku, supaya dilapangkan kuburmu, di terangkan kuburmu, dan dijauhkan dari siksa kubur. Begitu juga setiap aku ingat kamu aku jadi ingat bahwa semua yang didunia ini hanya sementara yang kekal adalah akhirat. Ketika aku mati - matian mengejar dunia, aku selalu ingat kamu. Seketika aku mengingat Allah. Bahkan ketika kamu sudah tiada, kamu masih bermanfaat untuk orang lain, kamu sungguh orang yang baik. 

Tidak semua orang memiliki perasaan yang sama, tidak semua mau jadi temanku bahkan yang udah kenal dari kecil aja juga memilih yang baru dikenal. 

Aku memiliki kekurangan jadi kalau ada yang begitu wajar aja yang penting aku tidak seperti itu. Kadang aku hanya bicara dari sudut pandangku belum melihat dari sisi orang lain. Nah apa yang harus aku lakukan supaya tidak mudah tersinggung jika tidak diajak dalam satu grup sosial media atau sekedar cerita hal personal ? Yaa, aku harus inget bahwa teman sejati hanyalah amal. Bukan orang lain, tetapi amal dan selalu berbuat baik. 

Sayangnya seringkali ucapanku masih belum baik, meskipun aku bermaksud baik namun ketika ucapanku masih kasar dan belum baik maka niat baikku akan luntur. 

Bagaimana supaya bisa berucap selalu baik ? 
Dengan membersihkan hati, karena kuncinya ada di hati yang bersih. 

Oke jadi siapa teman yang seharusnya dijaga ? 
Kembali lagi, teman sejati hanyalah amal. Maka aku harus menjaga perlakuanku pada setiap orang yang aku jumpai supaya bisa dicatat sebagai amal sholeh yang nantinya akan menemani ke akhirat. Semua yang didunia ini hanya sementara. Ingat itu. 

You May Also Like

0 Comments