Bagaimana Bisa ?

by - Juli 22, 2024





Seperti biasa aku tidak pernah memiliki resolusi di tiap akhir tahun untuk menyambut awal tahun baru, karena aku sering gagal melakukan semua yang aku rencanakan. Aku suka bikin rencana - rencana dalam bentuk diagram, kadang kalo lagi niat bikin tuh sekalian sama flowchartnya. Tapi ditengah eksekusinya sering gagal, karena aku orang yang kurang konsisten dan mudah terdistraksi. Gabisa fokus dalam waktu yang lama, kek ada aja yang lewat dipikiranku. 
2024 ini jadi tahun yang menurutku istimewa karena mau masuk ke 31 tahun. Ah waw, iya aku udah 31 tahun. Tentu saja merasa tidak percaya bahkan aku sering tidak yakin kalau sudah punya satu anak dari temen kuliahku dulu. Kok bisa siiih.

Setiap hari dan setiap waktu masih sering ha, yang bener aja masak iya aku beneran nikah lo sama temen kuliah yang semasa kuliah kita engak yang deket - deket amat. Dan udah nikah masuk ke tahun ke 3 pula. MasyaAllah, semoga sampai puluhan tahun berikutnya kami tetap bersama, sehat dan bahagia. Yah meskipun tiap hari ada aja perdebatannya.

Setelah selama ini aku selalu menganggap, aku akan baik - baik saja dengan keseharianku yang tanpa rencana dan tanpa resolusi itu nyatanya aku punya loh semua resolusi yang aku "inginkan" dan lagi - lagi aku tidak menyadarinya kalau aku sebenernya ingin ini - itu dengan minim usaha. Yaampun ga sadar diri banget ya aku ini. Maluuu ya Allah, maafkan hambamu.

Akhir 2023 kemarin rasanya seperti tersambar petir disiang hari, (kayaknya ini kalimat klise banget ya, tapi beneran aku rasakan). Sejak aku mulai bekerja dari 2015 dan berganti 7 *perusahaan sebagai full time employee baru nemu perusahaan yang menurutku oke banget. Mulai dari temen - temen yang super baik, kebijakan kantor, fasilitas kantor dan semuanyaa masyaAllah Alhamdulillah banget sangat amat aku syukuri, ya meskipun belum pernah ketemu langsung cuma online aja tapi setiap obrolannya yang krik di awal dan aku merasa insecure parah karena menurutku mereka semua gilak sih.  Dari yang awalnya aku cuma  berani tanya tentang hal - hal urusan kerjaan, mulai berani agak nanya pribadi ya karena kita kerjanya remote jadi emang ga ngobrol tapi beberapa bulan terakhir mulai ada obrolan - obrolan gitu sih dan menurutku kami makin dekat. Dan Desember 2023 tanggal 6 kalau ga salah ya,  tiba tiba pagi ada notif ada town hall, padahal biasanya town hall tuh udah di set di calender jauh jauh hari dan Direktur ngasihtau kalau kita harus berhenti bekerja di tanggal 18 karena perusahaan harus dengan berat menghentikan operasinya di Indonesia dan ini semua terkena di 80% daritotal karyawan. Siang ini bakal dapet email untuk siapa aja yang bakal kena layoff. 

Layoff adalah momok semua karyawan swasta utamanya di bidang IT, karena emang beberapa tahun terakhir ini lagi musimnya winter tech. Aku udah sering baca berita tentang layoff, dan selalu mikir ah gimana ya kalau aku yang kena. Semoga engak deh. 

Mau sedih ga bisa, mau nangis juga air mata ga ada. Dalam hatiku, wah pasti aku kena sih ini,banyak banget persenannya. Dan sampe jam 1 siang udah ga ada mood buat nyelesaikan kerjaan karena hampir semua kerjaan emang udah selesai. Dan bener aja aku dapet email kan, oke bukan aku doang yang kena kok banyak, bahkan di seluruh dunia juga lagi banyak yang kena layoff. Rasanya bener bener sedih yang sedih bangeet. Harus mulai dari awal lagi untuk mencari pekerjaan dan adaptasi. Tapi dari situ lebih sering komunikasi dengan semua temen - temen yang kena layoff, ya hikmahnya jadi lebih akrab lagi.

Dari peristiwa itu, udah jalan 7 bulan. Selama 7 bulan itu aku menjalani peran yang bener bener baru dan seringkali aku denial kalau sekarang ini aku udah ga kerja lo, udah bukan karyawan swasta lagi. Aku ga ada mbak lagi buat bantuin pekerjaan sehari - hari. Semuanya harus aku lakuin sendiri, mulai dari masak, nyuci, momong dan lain lain dan tentunya aku takut banget ditanyai eh udah ga kerja ya ? padahal kan emang udah ga kerja, tapi aku masih belajar dan cari - cari pekerjaan kok. Aku masih aktif buat cari pekerjaan lagi dan mencoba freelance ajaa. Gimana sih kenapa aku sesedih itu dapet pertanyaan :udah ga kerja ya ?

Bagaimana bisa aku menjalani ini semuaa, bagaimana bisa aku menjadi orang yang tidak bekerja ? 

Setiap hari overthinking dan selalu bersedih atas kejadian ini. 

Hari ini aku melakukan perjalanan yang bertiga aja, aku, suami dan anakku. Bertiga saja dan ini adalah pertama kalinya, karena sering melakukan perjalanan bersama keluargaku atau sama supir driver karena kami masih seringnya charter drop kemana - mana. Dan hari ini aku memiliki titik balik, sebenarnya apa prioritasku ? apa yang aku cita - citakan dan apa yang ingin aku capai ?

Ingin menjadi ibu yang baik, istri yang baik, pekerja yang baik adalah semua impianku dan keinginanku. Tapi harusnya aku sadar kalau aku tak sesempurna itu, aku yang banyak kurangnya, penuh emosi, selalu mengeluh, ga sabaran, ah banyak banget kekuranganku dan aku tidak mau mengakui itu karena aku selalu mengira suami dan anakku pasti memaklumi aku kok. Haa bagaimana bisa aku berpikir seperti ini ? padahal harusnya semua bermula dari aku harusnya selesai dulu dengan diriku baru aku bisa ngurus anak dengan baik.

Selesai dengan diri artinya, ya aku menerima semua kekuranganku, berusaha memperbaiki dan belajar lebih baik lagi supaya anakku akan menjadi anak yang tidak seperti semua kekuranganku. Aku egois banget yaaa.

Ah, bagaimana bisa aku hanya berfokus pada keinginanku padahal anakku yang saat ini masih sangat butuh aku sebagai ibunya sedangkan aku belum siap menjadi ibu.

Saat aku ingin berubah dan menyadari begitu banyak kekuranganku, aku takut bagaimana kalau aku tiba - tiba mati dan belum menjadi ibu yang baik untuk anakku, bahkan jauh dari kata istri yang baik untuk suamiku. 

Padahal saat ini aku harusnya fokus pada suamiku yang udah memilih aku jadi istrnya, dan anakku yang hanya punya aku sebagai ibunya, teman bermainnya dan tempat sekolah pertama bagi dia. 

Bagaimana bisa aku melalui hari besok dengan pikiran - pikiran burukku, bagaimana bisa aku hidup seperti ini terus menerus sedangkan aku seharusnya berubah dan tidak seperti dulu. Dalam artian aku sudah menjadi ibu, harusnya prioritasku berubah,

Semoga aku diberi sehat, umur panjang, perubahan yang lebih baik dari diriku sbeelumnya supaya aku bisa memperbaiki diri dan menjadi istri yang baik dan ibu serta teman yang asik untuk anak dan suamiku.

Aku sering mendapati kegagalan dalam hal apapun selama ini, tapi aku tidak mau gagal menjadi ibu yang asik bagi anakku dan istri yang menyenangkan bagi suamiku. Mungkin gagal menjadi pekerja yang baik aku sudah sering ya, jadi aku bisa mencoba lagi menjadi freelancer, pengusaha atau apapun itu asal aku jangan sampai menjadi ibu yang gagal atau istri yang gagal. Dan memang benar, yang penting adalah bisa bangkit dari kegagalan bukan yang langsung sukses gitu. gapapa sih gagal tapi tolong yang dua itu jangan.

You May Also Like

0 Comments