Gapapa kok
Lombok, yaudah gapapa |
Akhir - akhir ini aku sering mendengar kabar bunuh diri. Bahkan banyak dari mereka masih berstatus mahasiswa. Ah, padahal dulu saat aku menjadi mahasiswa rasanya seperti ingin mengubah dunia. Memiliki semangat membara berada disekitar orang - orang penuh ambisi. Tertular energy positif, jam setengah 6 udah bangun lari pagi, rapat ini dan itu. Rasanya sibuk sekali. Kalau boleh, aku kembali ke masa itu, akan kumanfaatkan lebih baik lagi.
Aku hanya anak desa yang dari kecil bermimpi untuk bisa menjadi mahasiswa, karena berharap dengan kuliah bisa merubah nasib.
Pergi dari desaku lalu bekerja, nabung dan kaya bisa keliling dunia menjadi seseorang yang penuh percaya diri.
Entahlah aku dulu sangat ingin meninggalkan desaku itu, karena sering mendengar orang - orang saling rasan - rasan dan aku tidak menyukai hal itu. Namun bagaimana bisa aku malah menjadi orang yang melakukan hal itu. Yaa, aku lumayan sering rasan - rasan dan tergolong sangat julid. Membicarakan orang lalu menertawakan atau meneteskan air mata untuk kisah hidup orang lain, yang kadang bahkan aku tidak mengenalnya secara dekat. Ya gimana ya, kenapa aku malah menjadi orang yang tidak aku sukai. Memang benar, musuh terbesar adalah diri sendiri.
Setelah bekerja dibeberapa perusahaan kecil aku selalu merasa hidup dan perjuanganku selama ini sia - sia. Aku hanyalah seorang manusia yang bodoh, tolol tidak berkemampuan apapun. Jauh dari kata sukses.
Melihat kanan - kiriku, semua profesi seperti Guru, Teller Bank, Dokter, Perawat, Bidan, DPR, Pemerintah, Teknisi yang dulunya adalah teman - teman bapakku sekarang adalah teman - temanku dan merasa hah udah sampai di tiitk ini ya, lalu bagaimana orang akan menyebutku ? anak desa yang kuliah tapi hidupnya tetap gitu - gitu aja ?
Kenapa aku harus memikirkan omongan orang ?
ya kadang omongan orang bisa menambah motivasi dan semangat, tapi bisa juga membuat emosi dan membunuh wkkwkw eh jangan membunuh karena dosaku yang lain masih banyak. Sabar sabar tenang, gapapaa
insecure dengan pencapaian teman - teman yang udah jadi profesi - profesi keren, bener bener iri kadang, tapi aku kan ga tau ya gimana mereka bisa mencapai titik itu. Semua sudah ada porsinya, dan ya memang usahaku aja yang kurang. Lalu aku bertanya pada diriku,
Aku berjuang sejauh apa atau malah aku tidak pernah berjuang untuk kehidupan yang lebih baik, malah hanya mencari - cari alasan supaya tidak menerima pertanyaan dan tidak mendengar pendapat orang jadi saat kecil aku ingin pergi dari desaku ?
Aku pikirkan berulang kali, sebenarnya apa tujuanku hidup ? bagaimana aku melalui hidupku 30 tahun ini. Pikirku Harus menjadi sesuatu sebelum aku mati, aku pernah bercita - cita memiliki rumah belajar untuk anak - anak didesaku yang kurang beruntung. Meminjamkan banyak buku dan alat peraga untuk belajar supaya mereka bisa enjoy dengan buku, ya meskipun aku tidak begitu hobi membaca tapi aku lumayan suka membaca buku dan ingin menularkan sedikit hal baik.
Sejauh ini, masih berupa cita - cita sih karena saat ini aku berusaha untuk membangkitkan semangat dan ambisi - ambisiku.
Ah, gapapa kok ga ada kata terlambat
Gapapa kok masih belum jadi apa - apa, asal jangan sampe keterusan.
Belajar terus ya, jangan pernah nyerah, jangan pernah.
Sedih dan gagal itu gapapa, yan ga boleh menyerah dan putus asa.
0 Comments